TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah korban gempa Lombok di Desa Obel-Obel, Kecamatan Sembelia, Kabupaten Lombok Timur mengatakan membutuhkan bantuan makanan dan selimut. "Kami memang mendapat bantuan seperti mi instan, air mineral, dan selimut tetapi masih kurang," kata salah seorang warga Desa Obel-Obel, Inak Dewi, Senin 30 Juli 2018. "Misalnya tidak semua orang dapat selimut padahal kalau malam dingin.
Baca: TNI Dirikan Dua Rumah Sakit Lapangan untuk Korban Gempa Lombok
Inak Dewi mengatakan ia tidak mungkin kembali ke rumahnya. Selain karena hancur akibat gempa, perempuan 43 tahun ini mengatakan ia khawatir dengan gempa susulan yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Makanya, ia, suami, dan dua anaknya memutuskan tinggal bersama ratusan orang di pos pengungsian.
Menurut Inak Dewi, saat ini ia dan ratusan pengungsi di posko Desa Obel-Obel hanya bisa mengandalkan bantuan. "Kami tetap harus tinggal di posko, walaupun kondisinya masih seadanya. Mau bagaimana lagi, kami pasrah saja," kata Inak Dewi.
Senin (30/7) kemarin, Presiden Joko Widodo juga sempat mengunjungi beberapa posko korban Gempa Lombok. Ditemani Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, Jokowi mengatakan akan membantu masyarakat yang menjadi korban gempa dengan memberikan uang tunai untuk membangun rumah.
Jokowi mengatakan akan memberikan kira-kira Rp 50 juta per kepala keluarga untuk membangun rumah. “Untuk jumlah belum dipastikan, tapi nanti sekitar Rp 50 juta per rumah. Kurang-lebih, ya. Nanti akan dihitung dulu,” ujarnya.
Gempa berkekuatan 6,4 skala Richter mengguncang wilayah Lombok, Bali, dan Sumbawa pada Ahad, 29 Juli, pukul 05.47 WIB. Kepala Dinas Sosial NTB Ahsanul Khalik menyebutkan ada tiga kecamatan yang mengalami kerusakan parah akibat gempa tersebut, yaitu Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Sembalun di Kabupaten Lombok Timur serta Kecamatan Bayan di Lombok Utara.
Baca juga: Gempa Lombok, TNI Akan Bantu Dirikan Rumah yang Roboh
Sampai Ahad malam pukul 20.00 Wita, tercatat 16 orang meninggal. Korban terdampak Gempa Lombok yang tercatat mencapai 500 keluarga. Bahkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mencatat ada 200-an gempa susulan sepanjang Ahad kemarin.